Social Icons

Pages

Thursday, December 13, 2012


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas anugerah serta hikmat yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikkan laporan pengamatan saya dengan baik.
Akhirnya selesai juga menyusun laporan pengamatan ini yang berjudulAnalisis Campur Code Bahasa Daerah Dalam Bahasa Indonesiadi Pasar Flamboyan Kota Pontianak, kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosenpembimbingmatakuliahsosiolinguistik bapakAl Ashadi Alimin,S.Pd., yang telah membimbing kami dalam mempelajari materi ini.
            Saya berharap dengan adanya laporan pengamatan ini, kita semua dapat menpelajarinya guna untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta meningkatkan  wawasan kita. Akan tetapi dalam pembuatan laporan pengamatan ini kami juga mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak dapat memotivisasi kami dalam pembuatan laporan pengamatan yang lebih baik lagi.
Akhir kata penyusun mengucapakan banyak terimakasih kepada rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan pengamatan ini Sehingga setiap pembelajaran yang kita peroleh dapat bermanfaat untuk kita semua.

                                                                                                Pontianak, Januari 2011         
PENYUSUN





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Masalah Pengamatan.............................................................................................................2
C. Tujuan Pengamatan...............................................................................................................2
D. Manfaat Pengamatan.............................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAAN.......................................................................................................3
A. Landasan Teori......................................................................................................................3
B. Deskripsi Hasil Pengamatan..................................................................................................4
BAB III. PENUTUP..................................................................................................................8
A. Simpulan................................................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masyarakat Indonesia yang terdiri atas macam-macam budaya, ras, dan etnik dengan sendirinya terdapat bermacam-macam bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antara anggota masyarakat. Hal ini selaras dengan hal yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar adalah masyarakat yang berdwibahasa. Situasi kebahasaan masyarakat tutur diwarnai pemakaian bahasa pertamanya atau bahasa entiknyadan bahasa Indonesia dengan segala kemungkinan pemakaian bahasa daerah lain. Apabila dalam situasi seperti itu terjadi kontak sosial antarpenutur yang terlibat dalam kontak sosial tersebut akan berusaha memilih salah satu bahasa atau  variasinya yang paling cocok untuk keperluan dan situasi tertentu. Pemilihan bahasa demikianmenunjukkan fungsi tiap-tiap bahasa bertalian dengankeperluan dan situasinya.
Gejala semacam itu terlihat di dalam pemakaian bahasa oleh penjual dan pembeli dipasar Flamboyan Pontianak. Agar komunikasi dapat berjalan lancar dan tujuan komunikasi dapat tercapai seperti yang dikehendaki, mereka biasanya melakukan campur kode. Mengingat proses pengaruh-mempengaruhi di antara bahasa yang digunakan secara berdampingan oleh penutur bahasa multikultur, misalnya penggunaan bahasa Indonesia yang berstatussebagai pedagang di pasar besar kota Flamboyan, bukan berarti keleluasaan penggunaan kaidah tidak ada batasnya. Kontak bahasa yang digunakan oleh para penutur tersebut akan menimbulkan variasi bahasa baru terutama berupa sistem kata sapaan pada masyarakat semacam ini. Hal ini yang melatarbelakangi pengamatan ini ialahkeberadaan penutur bahasa di pasar Flamboyan yang memiliki keheterogenen budaya multikultur. Kondisi semacam ini mendorong agar pemahaman antar budaya perlu dimiliki baik oleh antar penutur untuk memahami budaya lain sehingga mereka dapat bergaul dengan anggota lainnyadan masyarakat yang lebih luas.
            Masyarakat multikultur di pasar Flamboyan merupakan masyarakat yang mayoritas menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan. Salah satu kesulitan yang mereka hadapi iyalah ketika berbicara dengan penutur yang memiliki bahasa yang berbeda. Hal inidisebabkan oleh variasi bentuk sapaan yang digunakan dalam interaksi jual beli.
B. Masalah Pengamatan
1.         Apa saja yang menjadi faktor yang menyebabkan terjadinyacampur kode dipasar Flamboyan kota Pontianak?
2.         Apa tujuan penutur menggunakan campur kode dipasar Flamboyan kota pontianak?
C. Tujuan Pengamatan
1.         Bertujuan untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab terjadinya campur kode dipasar Flamboyan kota pontianak.
2          Bertujuan untuk  mengetahui tujuan penutur menggunakan campur kode dipasar flamboyan kota Pontianak.
D. Manfaat Pengamatan
1.         Memperkaya kajian linguistik di bidang sosiolinguistik khususnya campur kode.
2.         Menjadi bahan perbandingan bagi para pengamat selanjutnya.                     












BAB II
PEMBAHASAN

A.  Landasan Teori
            Dalam peristiwa tutur, campur kode juga sering digunakan, pengertian campur kode menurut Nababan (1991:31) , “Suatu keadaan berbahasa lain (Speech ACT atau Discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu menuntut pencampuran bahasa itu. Dalam keadaan yang demikian, hanya kesantaian penutur dan/atau kebiasaanya yang dituruti.’’
            Chaer (2004:114) mengatakan bahwa di dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang di gunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan –serpihan (spieces) saja, tanpa fungsi dan keotonomian sebagai sebuah kode. Akan tetapi campur kode, menurut pendapat Wardhaugh (1992:107), “Convercational kode-mixing involves the deliberatemixing of two languages without and associated topic change.” Campur code meliputi pencampuran dua bahsa yang di lakukan dengan sengaja tanpa mengganti topik pembicaraan.
            Thelander (Chair, 2004:115) menjelaskan bahwa apabila suatu peristiwa, tutur klausa-klausa maupun frasa-frasa yang digunakan terdiri dari kalusa dan frasa campuran (hybridclauses, hybrid pharases), dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah peristiwa campur kode.
             Nababan (dalam Rokhman, 2000:6) menyebutnya dengan istilah bahasa gado-gado untuk pemakaian bahsa campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah.






B. Deskripsi Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi campur kode penjual dan pembeli dalam interaksi di pasar Flamboyan kota Pontianak dapat disajikan sebagai berikut. Penggunaaan masing-masing tingkat tutur oleh para penjual dan pembeli dalam berkomunikasi pada umumnya tidak konsisten. Artinya, dalam suatu wacana para penutur jarang yang berpegang pada satu tingkat tutur saja.
Mereka sering menggunakan dua atau lebih variasi tingkat tutur, bahkan ada yang mencampurnya dengan variasi bahasa Indonesia sehingga dalam suatu wacana sering terjadi peristiwa campur kode dari tingkat tutur yang satu ke satu tingkat tutur yang lain atau juga dari tingkat tutur bahasa daerah ke bahasa Indonesia. Campur kodedari bahasa yang satu ke bahasa yang lain ini disebabkan oleh penutur yang berdwibahasa. Peristiwa campur kode dalam tindak bahasa para penjual dan pembeli pada umumnya terjadi begitu saja di tengah-tengah wacana atau bagian wacananya.
Nababan (dalam Rokhman, 2000:6) menyebutnya dengan istilah bahasa gado-gado untuk pemakaian bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Peralihan tersebut biasanya tidak berlangsung lama sebab pada waktunya penutur akan kembali ke tingkat tuturnya yang asli. Campur kode demikian disebut campur kode sementara. Campur kode tersebut dapat disadari oleh si penutur dan dapat juga tidak disadari. Campur kode yang tidak disadari oleh penutur biasanya terjadi karena si penutur ingin mencari jalan termudah dalam menyampaikan pikiran dan isi hatinya. Ini dapat dilihat dalam bahasa para penjual dan pembeli pada saat menyebut harga/jumlah barang. Dan saya mengamati hasil percakapan antara bapak tua dan seorang remaja yang beretnik Cina kek.
Konteks : Percakapan seorang Bapak tuaetnis Cina penjual telur dengan pembelinya
seorang remaja etnis Cina di pasar Flamboyan kota Pontianak
Pb:”Koh, ikannya khon tho angkiang, jitto luy?”
      “Bang ikannya kelihatan segar-segar, harganya berapa?”
Pj: Ban engse kilo”.
      “Lima belas ribu sekilo”.
Pb: “Bisa kurang mo koh”.
      “Bisa kurang tidak bang”.
Pj: Bansam paling kurang”.
  “Tiga belas ribu paling kurang”.
Pb:“Tidak bisa  jikban koh?”
   “Tidak bisa sepuluh ribu ya bang?”

Pj: Bansam cut kameh harga mati”.
 “ Tiga belas ribu sudah harga mati”.                        
Pb:“Waduh...! akoh she hamsep, boleh kurang ya koh”.
      “Waduh...! abang ini pelit, boleh kurang ya bang”.
Pj: Ho, tapi hanya tohgemi”.
     “Boleh, tapi hanya dapat ekornya”.
Pb: Akoh, ini nyien kau siau, serius nih koh”.    
 “Abang ini malah bercanda, serius nih bang”.
Pj:Ho na,nyi tambah liongcentun , hitung-hitung sebagai pelaris”.            
      “Ya sudah kamu tambah dua ribu lagi, hitung-hitung sebagai pelaris”.
Pb: Ho na, langsung nyip thoi koh”.
      “Ya, langsung dibungkus bang”.
Pj: “Kalau anyiongkan sik kah sama-sama enak”.
      “Kalau beginikan kita sama-sama enak”.      
Pb: “Terima kasihya koh”.
       “Terima kasih ya bang”.
Dalam wacana percakapan diatas merupakan campur kode Bahasa Cina (BC) dalam Bahasa Indonesia (BI). Hal ini terlihat pada percakapan antara penjual dan pembeli yang ditunjukan oleh kata-kata BC, yaitu koh, ’abang’ dan khon tho angkiang, jitto luy ‘kelihatan segar-segar,harganya berapa’ di antara BI pada kata-kata ikannya. Selain itu, pada BC yaitu Ban eng, ‘lima belas ribu’ di antara BI pada kata-kata sekilo. Selain itu pada BC mokoh‘ tidak bang’, diantara BI kata-kata bisa, kurang. Pada BC kata-katabansam , ‘tiga belas ribu’, pada BI kata paling kurang. BC di antara adalah kata jikban ko, sepuluh ribu ya bang’, BI di antaranya kata tidak bisa. BC diantaranya kata bansam cut kameh, ’tiga belas ribu sudah’ BI diantaranya kata harga mati. BC diantaranya kata akoh she hamsep, koh’abang ini pelit bang’, BI di antaranya kata waduh, boleh kurang ya. BC di antaranya kata ho, tohgemiboleh, dapat ekornya’, BI di antaranya kata tapi hanya BC di antaranya kata akoh, nyienkausiau,koh ‘abang, malah bercanda,bang’ BI di antaranya kata ini, serius, nih. BC di antaranya kata ho na, nyi, liongcentun ‘ya sudah kamu tambah dua ribu lagi’ BI di antaranya kata tambah, hitung-hitung, sebagai pelaris. BC di antaranya kata ho na, nyip thoi koh ‘ya, dibungkus bang’ BI di antaranya kata langsung. BC di antaranya kata anyiongkan sik kah ‘beginikan kita’ BI di antaranya kata kalau, sama-sama enak. BC di antaranya kata koh ‘abang’ BI di antaranya kata terima kasih.
Hal ini menunjukan adanya campuran atau sisipan bahasa dalam bahasa lain. Dengan demikian wacana percakapan merupakan campur kode Bahasa Cina (BC) dalam Bahasa Indonesia (BI).
Campur kode yang disadari oleh penutur biasanya terjadi karenapenutur mempunyai maksud-maksud tertentu. Dalam bahasa para penjual danpembeli misalnya, campur kode ke bahasa Cinabermaksud untukmengakrabi atau untuk mengungkapkan gagasan yang ditujukan pada diri sendiri, serta untuk menyampaikan maksud serta tujuan
Faktor yang melatarbelakangiterjadinya peristiwa campur kode adalah bahasa yang dipergunakan oleh pedagangdan pembeli di pasar Flamboyan. Pada dasarnya bahasa yang dipergunakanoleh pedagang dan pembeli di pasar Flamboyan adalah faktor sosial, pendidikan, bahasa,dan sikap (hubungan antara pedagang dan pembeli).
           
a. Jenis Pengamatan
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Pemilihan jenis penelitian deskriptif kualitatif supaya dapat mengungkapkan berbagai fenomena kebahasaan dengan pendeskripsian yangmenggambarkan keadaan, gejala dan fenomena yang terjadi. Deskriptif dalam artipenelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang adaatau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya,sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasadikatakan sifatnya seperti potret : paparan seperti nyatanya (Sudaryanto, 1993:62).

b. Lokasi Pengamatan
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Flamboyan Pontianak, karena tempattersebut mempunyai latar belakang yang khas antara budaya, tapi kebanyakan etnis Cina dan Melayu. Dipasar Flamboyan Pontianak terdapat banyak etnis Cina dan etnis lainnya baik sebagai penjualmaupun pembeli, sehingga banyak terdapat tuturan bahasa Melayu yang bervariasidengan bahasa Indonesia dan bahasa Cina. Pasar Flamboyan dipilih sebagai lokasi penelitian denganalasan sebagai berikut : (1) Terdapat banyak penjual dan pembeli etnis Cina dan Melayu di Pasar Flamboyan Pontianak, (2) Para penjual dan pembeli etnisCina di Pasar Flamboyan Pontianak masih menggunakan bahasa Indonesia dalamkomunikasinya baik saat berinteraksi dengan sesama etnis Cina maupun denganetnis lain yaitu etnis Melayu, (3) Pasar Flamboyan merupakan salah satu pasar tradisionalyang masih ada di Pontianak.

c. Alat Pengamatan
Alat pengamatan meliputi alat utama dan alat bantu. Disebut alat utamakarena alat tersebut yang paling dominan dalam pengamatan, sedangkan alat bantuberguna memperlancar jalannya pengamatan. Alat utama dalam pengamatan ini adalahpengamatan sendiri yang langsung melihat keadaan sosial dan kebahasaan yangdigunakan oleh sipenutur di Pasar Flamboyan Pontianak baik sebagai penjual maupunpembeli yang dibantu dengan beberapa informan.
Alat bantu pengamatanm ini adalahalat tulis manual seperti ballpoint, penghapus, dan buku catatan. Alat bantuelektronik yang digunakan yaitu mp3 untuk merekam dan komputer.






















BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.Faktor-faktor yang melatarbelakangi penggunaan alih kode Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia dalam transaksi jual beli di pasar Flamboyan kota Pontianak tersebut adalah :
1. Penutur ingin menciptakan suasana akrab.
2. Penutur berkeinginan untukmengakrabi lawan tutur dan menghormatinya.
3. Penutur ingin menyampaikan maksud tertentu.
B. Saran
Indonesia merupakan negara yang mempunyai masyarakat yang bilinguial dan multilingual, sehingga masyarakat Indonesia dapat berbahasa lebih dari satu bahasa. Dalam menggunakan bahasa dapat terjad penyisipan unsu-unsur yang berasal dari bahsa daerah maupun bahasa asing sehingga terjadi campur kode.
Pengamatan ini diharapkan dapat menjadi resensi bagi pengamatan selanjutnya. Disarankan pada pengamat selanjutnya supaya melakukan pengamatan tentang bentuk campur kode yang lebih luas, serta mengikutkan fungsi dan tujuan campur kode.
















DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta Renika Cipta.

Nababan. 1991. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wardhaugh, Ronald. 1992. An Introduction to Sociolinguistics. Cambrigde: Blackwell
        Publishers.



No comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Terima Kasih Telah Mengunjungi blog saya

Sample Text