Jenis-jenis Klausa
Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah (1) Klasifikasi klausa
berdasarkan struktur internnya (BSI), (2) Klasifikasi klausa berdasarkan ada
tidaknya unsur negasi yang menegatifkan P (BUN), dan (3) Klasifikasi klausa
berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P (BKF). Berikut hasil
klasifikasinya :
- Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
Klasifikasi
klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti
klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir
adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu,
maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut
klasifikasinya :
- Klausa Lengkap
Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur
intinya hadir.
Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan
S dan P menjadi :
- Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh :
Kondisinya sudah baik.
Rumah itu sangat besar.
- Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh :
Sudah baik kondisinya.
Sangat besar rumah itu.
- Klausa Tidak Lengkap
Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua
unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja.
Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
- Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
Unsur negasi
yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan.
Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik
menegatifkan P menghasilkan :
- Klausa Positif
Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak
adanya unsur negasi yang menegatifkan P. Contoh :
Ariel seorang penyanyi terkenal.
Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
- Klausa Negatif
Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya
unsur negasi yang menegaskan P. Contoh :
Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
- Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
Berdasarkan
kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
- Klausa Nomina
Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa
yang termasuk kategori frasa nomina. Contoh :
Dia seorang sukarelawan.
Mereka bukan sopir angkot.
- Klausa Verba
Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa
yang termasuk kategori frasa verba. Contoh :
Dia membantu para korban banjir.
Pemuda itu menolong nenek tua.
- Klausa Adjektiva
Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa
frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh :
Adiknya sangat gemuk.
Hotel itu sudah tua.
- Klausa Numeralia
Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa
frasa yang termasuk kategori numeralia. Contoh :
Anaknya lima ekor.
Mahasiswanya sembilan orang.
Temannya dua puluh orang.
- Klausa Preposisiona
Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa
frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona. Contoh :
Sepatu itu di bawah meja.
Baju saya di dalam lemari.
- Klausa Pronomia
Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa
frasa yang termasuk kategoi ponomial. Contoh :
Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan
wakilnya saya.
- Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
Klasifikasi
klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
- Klausa Bebas
Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi
untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi
sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut.
Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang
lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari
rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu
kalimat. Contoh :
Anak itu badannya panas, tetapi kakinya
sangat dingin.
Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
- Klausa terikat
Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki
potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat
minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul,
motto, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh :
Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari
orang tuanya.
- Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
Oscar Rusmaji (116)
berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
Berdasarkan tatarannya dalam
kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
- Klausa Atasan
Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f
ungsi sintaksis dari klausa yang lain. Contoh :
Ketika paman datang, kami sedang
belajar.
Meskipun sedikit, kami tahu
tentang hal itu.
- Klausa Bawahan
Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi
sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain. Contoh :
Dia mengira bahwa hari ini akan
hujan.
Jika tidak ada rotan, akarpun
jadi
- Analisis Klausa
Klasifikasi dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu :
- Berdasarkan fungsi unsur-usurnya
- Berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya
- Berdasarkan makna unsur-unsurnya.
- Analisis Klausa Berdasarkan Fungsi Unsur-unsurnya
Klausa terdiri
dari unsur-unsur fungsional yang di sini disebut S, P, O, pel, dan ket. Kelima
unsur itu tidak selalu bersama-sama ada dalam satu klausa. Kadang-kadang satu
klausa hanya terdiri dari S dan P kadang terdiri dari S, P dan O, kadang-kadang
terdii dari S, P, pel dan ket. Kadang-kadang terdiri dari P saja. Unsur
fungsional yang cenderung selalu ada dalam klausa ialah P.
- S dan P
Contoh : Budi(S) tidak berlari-lari(P) èTidak
berlari-lari(P) Budi(S)
Badannya(S) sangat lemah(P) è Sangat
lemah(P) badannya(S)
- O dan Pel
P mungkin terdiri dari golongan kata verbal transitif,
mungkin terdiri dai golongan kata verbal intransitif, dan mungkin pula terdirri
ari golongan-golongan lain. Apabila terdiri dari golongan kata verbal
transitif, diperlukan adanya O yang mengikuti P itu. Contoh :
Kepala Sekolah(S) akan menyelenggarakan(P) pentas
seni(O).
Pentas seni(S) akan dislenggarakan(P) kepala
sekolah(O)
- KET
Unsur klausa yang tidak menduduki
fungsi S, P, O dan Pel dapat diperkirakan menduduki fungsi Ket. Berbeda dengan
O dan Pel yang selalu terletak di belakang dapat, dalam suatu klausa Ket pada
umumnya letak yang bebas, artinya dapat terletak di depan S, P dapat terletak
diantara S dan P, dan dapat terletak di belakang sekali. Hanya sudah tentu
tidak mungkin terletak di antara P dan O, P dan Pel, karena O dan Pel boleh dikatakan
selalu menduduki tempat langsung dibelakang P. Contoh :
Akibat banjir(Ket) desa-desa
itu(S) hancur(P)
Desa-desa itu(S) hancur(P) akibat
banjir(O)
- Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frase yang menjadi Unsurnya.
Analisis kalusa
berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsur-unsur klausa ini itu
disebut analisis kategorional. Analisis ini tidak terlepas dari analisis
fungsional, bahkan merupakan lanjutan dari analisis fungsional.
- Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Makna dan Unsur-unsurnya.
Dalam analisis
fungsional klausa dianalisis berdasarkan fungsi unsur-unsurnya menjadi S, P, O,
Pel dan Ket dalam analisis kategorial telah dijelaskan bahwa fungsi S terdiri
dari N, fungsi P terdiri dari N, V, Bil, FD, fungsi O terdiri dari N, fungsi
Pel terdiri dari N, V, Bil dan fungsi ket terdiri dari Ket, FD, N.
- Makna Unsur Pengisi P
- Menyatakan makna "Perbuatan"
Contoh : Dinda sedang belajar
Frase sedang belajar yang
menduduki fungsi P menyatakan makna "Perbuatan" yaitu perbuatan yang
sedang dilakukan oleh "pelakunya" yaitu 'Dinda'
- Menyatakan makna "Keadaan"
Contoh : Rambutnya hitam dan
lebat
RUMAH itu sangat besar
Lukanya sangat parah
Kata-kata hitam, lebat, besar,
dan parah semuanya merupakan makna keadaan.
Makna keadaan dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu :
- Keadaan relatif singkat. Keadaan ini mudah berubah. Misalnya :
Rumah itu sangat bersih
Kami sudah mengantuk
- Keadaan yang relatif lama dan kecenderungannya tidak mudah berubah. Keadaan yang semcam ini secara khusus disebut sifat. Misalnya :
Mahasiswa itu sangat rajin
Perempuan itu ramah sekali
- Keadaan yang merupakan runtutan perubahan keadaan yang disebut proses. Misalnya :
Hujannya mereda
Pengaruhnya semakin meluas
- Keadaan yang merupakan pengalaman kejiwaan. Misalnya :
Orang itu dapat memahami keinginan
anaknya.
Setiap orang menyukai perbuatan
baik
- Menyatakan Makan 'Keberatan"
Contoh : Para tamu di ruang
depan
Ariel berada diruang baca
Kata yang bercetak miring
tersebut menjadi unsur pengisi P tidak menyatakan makna "perbuatan"
dan "keadaan" melainkan menyatakan makna "keberadaan".
- Menyatakan makna "pengenal"
Contoh : orang itu adalah pegawai
kedutaan
Mereka adalah imahasiswa Um
Dia adalah teman kecil saya
- Menyatakan makna "jumlah"
Contoh : Rumah itu dua rumah
Anak orang itu lima
- Menyatakan makana "perolehan"
Contoh : Ariel memiliki mobil
Dinda mendapat hadiah
- Makna Unsur Pengisi S
- Menyatakan Makna "pelaku"
Contoh : Seorang perempuan tua
membeli beras.
Mahasiswa mengerjakan beberapa
tes.
- Menyatakan makna "alat"
Contoh : Truk-truk itu mengangkut
beras.
Sebuah gambar menghiasi kamar
kerjanya.
- Menyatakan makna "sebab"
Contoh : Banjir besar itu
menghancurkan kota.
Kamar itu panas karena perapian.
- Menyatakan makna "penderita"
Contoh : Benda itu dipukulkannya
dengan batu lain.
Jalan-jalan sedang diperbaiki.
- Menyatakan makna "hasil"
Contoh : Rumah-rumah banyak
didirikan pemerintah.
Novel itu dikarang oleh pengarang
muda dari kalimantan.
- Menyatakan makna "tempat"
Contoh : Para turis banyak berkunjung ke pantai kutai.
Gua itu belum pernah dimasuki orang.
- Menyatakan makna "penerima"
Contoh : Seorang ayah membelikan sepeda baru untuk anaknya
Gadis itu akan dibuatkan rok oleh ibunya
- Menyatakan makna "pengalaman"
Contoh : Rambutnya hitam dan lebat
Lukanya membesar
- Menyatakan makna "dikenal"
Contoh : Orang itu pegawai kedutaan
Dia adalah teman saya
- Menyatakan makna "terjumlah"
Contoh : Kaki meja itu empat
Anak orang itu lima
- Makna Unsur Pengisi O (1)
- Menyatakan makna "penderita"
Contoh : Ia menebang pohon.
Seorang laki-laki menurunkan dua koper.
- Menyatakan makna "penerima"
Contoh : Ahmad membeli buku baru untuk anaknya.
Dinda membelikan baju baru bagi anaknya.
- Menyatakan makna "tempat"
Contoh : Banyak turis mengunjungi
candi Borobudur.
Petani itu menanam ubi-ubian di
tegalnya.
- Menyatakan makna "alat"
Contoh : Polisi menembak penjahat
dengan pistolnya
Ia mengikatkan tali pada sebatang
pohon.
- Menyatakan makna "hasil"
Contoh : Pemerintah membuat
jalan-jalan baru.
- Makna Unsur Pengisi O (2)
- Menyatakan makna "penderita".
Contoh : Ariel membelikan anaknya
buku baru.
- Menyatakan makna "hasil".
Contoh : Penjahit membuatkan
kebaya ibu.
- Makna Unsur Pengisi PEL
- Menyatakan makna "penderita".
Contoh : Banyak mahasiswa belajar
bahasa jerman.
- Menyatakan makna "alat".
Contoh : Ia bersenjatakan bambu
runcing.
- Makna Unsur Pengisi KET
- Menyatakan makna "tempat"
Contoh : Aku mengitari rumah dari
samping.
- Menyatakan makna "waktu"
Contoh : Bapak kepala daerah
pergi ke Jakarta kemarin.
- Menyatakan makna "cara"
Contoh : Pencuri itu lari dengan
skripsi.
- Menyatakan makna "peserta"
Contoh : Ariel senang
bercakap-cakap denganku
- Menyatakan makna "alat"
Contoh : Anak itu menulis dengan
tangan kiri.
- Menyatakan makna "sebab"
Contoh : Orang itu menjadi gila
karena tekanan hidup.
- Menyatakan makna "pelaku"
Contoh : Senayan mulai dihuni
oleh beberapa olahragawan.
- Menyatakan makna "keseringan"
Contoh : Ariel telah menyerukan
kata awas beberapa kali.
- Menyatakan makna "perbandingan"
Contoh : Ariel sangat pandai
seperti kakaknya.
- Menyatakan makna "perkecualian"
Contoh : Anak-anak itu tidak
boleh masuk kecuali saya.
Definisi, jenis & macam Klausa -
"klausa" itu adalah judul dari artikel kita kali ini. Apakah teman
teman tahu apa arti ( definisi ) klausa itu? apa konstruksi, kategori, kelas,
macam dari klausa itu? Apakah teman teman tahu? semua itu akan kamu bahas dalam
artikel dibawah ini. Pastikan teman teman benar benar membaca arikel "
Definisi, jenis & macam Klausa "ini ^_^.
Definisi ( Pengertian ) Klausa
Arti
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S–P baik disertai O, PEL, dan
KET maupun tidak. Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL) (KET). Tanda
kurung menandakan bahwa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka,
artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.
Contoh:
Ketika
orang-orang mulai menyukai ayam bekisar, Edwin sudah memelihara untuk dijual di
pasaran.
Kalimat
di atas terdiri dari empat klausa, yaitu:
1.
(ketika) orang-orang mulai (S–P);
2.
menyukai ayam bekisar (P–O);
3.
Edwin sudah memelihara (S–P); dan
4.
untuk dijual di pasaran (P–Ket.).
I. Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frasa
Perhatikan
kalimat di bawah ini!
Toni
belum sempat mengunjungi kakeknya kemarin.
Klausa
kalimat tersebut jika dianalisis secara fungsional, hasilnya sebagai berikut.
II. Klausa Berdasarkan Struktur
Klausa
dapat digolongkan berdasarkan tiga dasar.
1. Klausa Berdasarkan Struktur Intern
Unsur
inti klausa ialah S dan P. Namun demikian, S sering kali dihilangkan dalam
kalimat luas sebagai akibat penggabungan klausa dan dalam kalimat jawaban.
Klausa yang terdiri atas S dan P disebut klausa lengkap, sedangkan klausa yang
tidak ber-S disebut klausa tidak lengkap.
Contoh:
-
Din tidak masuk sekolah karena din sakit.
Subjek
din dalam anak kalimat dapat dihilangkan akibat penggabungan klausa din tidak
masuk sekolah dan din sakit.
-
Sedang bermain-main.
Sebagai
jawaban pertanyaan Anak-anak itu sedang apa? Klausa dibagi menjadi dua macam,
yaitu klausa lengkap dan klausa tidak lengkap. Klausa lengkap, berdasarkan
struktur internnya, dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu klausa lengkap
yang S-nya terletak di depan P, dan klausa lengkap yang S-nya terletak di
belakang P. Klausa yang S-nya terletak di depan P disebut klausa lengkap susun
biasa. Klausa lengkap yang S-nya terletak di belakang P disebut klausa lengkap
susun balik atau
klausa
inversi.
Contoh:
Klausa
lengkap susun biasa
Klausa
lengkap susun balik
Klausa
tidak lengkap sudah tentu hanya terdiri atas unsur P, disertai O, PEL, atau
KET.
Contoh:
e.
sedang bermain-main
f.
menulis surat
g.
telah berangkat ke Jakarta
Klausa
e terdiri atas P, klausa f terdiri atas P diikuti O, dan klausa g terdiri atas
P diikuti KET.
2. Klausa Berdasarkan Ada Tidaknya Kata Negatif yang
secara Gramatik Menegatifkan P
a.
Klausa Positif
Klausa
positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang secara gramatik
menegatifkan P.
Contoh:
-
Mereka diliputi oleh perasaan senang.
-
Mertua itu sudah dianggap sebagai ibunya.
b.
Klausa Negatif
Klausa
negatif ialah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik
menegatifkan P. Kata-katanegatif itu ialah tiada, tak, bukan, belum, dan
jangan.
Contoh:
-
Orang tuanya sudah tiada.
-
Yang dicari bukan dia.
3. Penggolongan Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau
Frasa yang Menduduki Fungsi P
P
mungkin terdiri atas kata atau frasa golongan N, V, Bil, dan FD. Berdasarkan
golongan atau kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat
digolongkan menjadi empat golongan.
a.
Klausa Nominal
Klausa
nominal ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frasa golongan N.
Contoh:
-
Ia guru.
-
Yang dibeli orang itu sepeda.
Kata
golongan N ialah kata-kata yang secara gramatik
mempunyai
perilaku sebagai berikut.
-
Pada tataran klausa dapat menduduki fungsi S, P, dan O.
-
Pada tataran frasa tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak, melainkan dengan
kata bukan, dapat diikuti kata itu sebagai atributnya, dan dapat mengikuti kata
depan di atau pada sebagai aksisnya.
b.
Klausa Verbal
Klausa
verbal ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frasa golongan V.
Contoh:
-
Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun.
-
Dengan rajin, bapak guru memeriksa karangan murid.
Kata
golongan V ialah kata yang pada tataran klausa cenderung menduduki fungsi P dan
pada tataran frasa dapat dinegatifkan dengan kata tidak. Misalnya kata-kata
berdiri, gugup, menoleh, berhati-hati, membaca, tidur, dan kurus.
Berdasarkan
golongan kata verbal itu, klausa verbal dapat digolongkan sebagai berikut.
1)
Klausa verbal adjektif
Klausa
ini P-nya terdiri atas kata golongan V yang termasuk golongan kata sifat atau terdiri
atas frasa golongan V yang unsur pusatnya berupa kata sifat.
Contoh:
--
Udaranya panas sekali.
--
Harga buku sangat mahal.
2) Klausa verbal intransitif
Klausa ini P-nya terdiri atas kata verbal yang termasuk
golongan kata kerja intransitif atau terdiri atas frasa verbal yang unsur
pusatnya berupa kata kerja intransitif.
Contoh:
-- Burung-burung beterbangan di atas permukaan air laut.
-- Anak-anak sedang bermain-main di teras belakang.
3) Klausa verbal aktif
Klausa ini P-nya terdiri atas kata verbal yang termasuk
golongan kata kerja transitif atau terdiri atas frasa verbal yang unsur
pusatnya berupa kata kerja transitif.
Contoh:
-- Arifin menghirup kopinya.
-- Ahmad sedang membaca buku novel.
4) Klausa verbal pasif
Klausa ini P-nya terdiri atas kata verbal yang termasuk
golongan kata kerja pasif atau terdiri atas frasa verbal yang unsur pusatnya
berupa kata kerja pasif.
Contoh:
-- Tepat di muka pintu, aku disambut oleh seorang petugas.
-- Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MPR untuk jangka
waktu lima tahun.
5) Klausa verbal yang refleksif
Klausa ini P-nya terdiri atas kata verbal yang termasuk
golongan kata kerja refleksif, yaitu kata kerja yang menyatakan perbuatan yang
mengenai pelaku perbuatan itu sendiri. Pada umumnya kata kerja ini berbentuk
kata kerja meN- diikuti kata diri.
Contoh:
-- Anak-anak itu menyembunyikan diri.
-- Mereka sedang memanaskan diri.
6) Klausa verbal yang resiprokal
Klausa ini P-nya terdiri atas kata verbal yang termasuk
golongan kata kerja resiprokal, yaitu kata kerja yang menyatakan kesalingan .
Bentuknya ialah (saling) meN-, saling ber-an dengan proses pengulangan atau
tidak dan saling meN-.
Contoh:
-- Pemuda dan gadis itu berpandang-pandangan.
-- Mereka saling memukul.
c. Klausa Bilangan
Klausa bilangan atau klausa numeral ialah klausa yang P-nya
terdiri atas kata atau frasa golongan bilangan.
Contoh:
- Roda truk itu ada enam.
- Kerbau petani itu hanya dua ekor.
Kata bilangan ialah kata-kata yang dapat diikuti oleh kata
penyukat. rang, ekor, batang, keping, buah, kodi, helai, dan masih banyak lagi.
Misalnya kata satu, dua, dan seterusnya; kedua, ketiga, dan seterusnya;
beberapa, setiap, dan sebagainya; sedangkan frasa bilangan ialah frasa yang
mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan, misalnya dua ekor, tiga
batang, lima buah, setiap jengkal, beberapa butir, dan sebagainya.
4. Klausa Depan
Klausa depan atau klausa preposisional ialah klausa yang Pnya
terdiri atas frasa depan, yaitu frasa yang diawali oleh kata depan sebagai
penanda.
Contoh:
a. Kredit itu untuk para pengusaha lemah.
b. Pegawai itu ke kantor setiap hari.
Dalam kalimat tertentu, klausa memiliki dua bagian, yakni
klausa induk (induk kalimat) dan klausa subordinatif (anak kalimat). Keberadaan
klausa induk dan klausa anak ini mensyaratkan konstruksi tataran sintaksis yang
lebih besar.
Perhatikan contoh berikut ini!
Penggabungan klausa induk dan klausa anak berarti klausa
tersebut memasuki tahap struktur kalimat. Penghubungan antar klausa ini
mensyaratkan kehadiran konjungsi (kata sambung). Dilihat dari perilaku
sintaksisnya dalam kalimat, konjungsi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
konjungsi koordinatif (dan, serta, atau, tetapi, . . .); konjungsi korelatif
(baik . . . maupun . . .; entah . . . entah . . .; tidak hanya . . ., tetapi
juga . . .; . . .); konjungsi subordinatif (sejak, karena, setelah, seperti,
agar, dengan, . . . .); dan konjungsi antarkalimat (meskipun demikian begitu,
kemudian, oleh karena itu, bahkan, lagi pula, . . .).
Contoh:
a. Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu.
b. Entah disetujui entah tidak, dia tetap akan mengusulkan
gagasannya.
c. Narto harus belajar giat agar naik kelas.
d. - Kami tidak sependapat dengan dia. Kami tidak akan
menghalanginya.
d. - Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami
tidak akan menghalanginya.