A.
Judul
Peningkata Keterampilan Menyimak Mengunakan Pendekatan
Kontekstual pada Siswa Kelas x Usaha Jasa Pariwisata Semester 1 SMK CINTA BUMI
KHATULISTIWA Pontianak Tahun Pembelajaran
2011/2012
B.
Latar Belakang Masalah
Hakikat berbahasa adalah berkomunikasi. Oleh karena
itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, pembelajaran
Bahasa Iandonesia juga bertujuan agar siswa memiliki sikap positif terhadap
bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia mencangkup empat
keterampilan berbahasa. Empat keterampilan tersebut adalah keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Ke empat keterampilan tersebut
merupakan satu-kesatuan yang saling berkaitan dan sangat tidak mungkin untuk dipisahkan satu persatu. Meskipun dalam
setiap kompetensi memiliki keterampilan tersendiri, akan tetapi setiap
keterampilan tersebut pasti memerlukan paling tidak satu keterampilan yang lain
dalam pelaksanaanya.
Keterampilan menyimak
merupakan satu diantara keterampilan yang memiliki peranan penting Menyimak merupakan keterampilan
berbahasa awal yang dikuasai oleh manusia. Keterampilan menyimak menjadi dasar
bagi keterampilan berbahasa lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu
belajar menyimak, setelah itu belajar berbicara, kemudian membaca, dan menulis.
Kemapuan menyimak seseorang turut menetukan keberhasilannya. Apalagi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menyimak merupakan satu di antara
empat keterampilan yang harus dikuasai.
Tidak semua orang memiliki keterampilan menyimak yang baik
dalam menerima informasi. Tidak akan dapat informasi yang jelas, baik, dan
benar jika teknik menyimak kita jauh dari tataran ilmu. Oleh sebab itu,
mengetahu ilmu dalam menyimak menjadi syarat utama untuk mecapai keberhasilan
dalam menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang yang menerima tidak
salah dengan informasi yang diterima.
SMK Cinta Bumi Khatulistiwa, khususnya kelas x Usaha Jasa
Pariwisata, motifasi siswa belajar siswa sangat rendah. Hal tersebut tampak
pada keaktifan dan keseriusan siswa saat pembelajaran, serta hasil belajar
siswa yang sudah sangat rendah untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Khususnya
keterampilan menyimak. Ada juga yang tidak termotivasi untuk belajar, akhirnya
siswa cepat merasa jenuh, kurang menujukan antusias belajar, meremehkah,
main-main, berbicara dengan teman sebelah, membuat coretan tidak bermakana pada
buku, bahkan ada yang memilih untuk tidur.
Keterampilan menyimak di dapatkan sejak ia lahir , sampai ia menepuh pendidikan
tetapi siswa masih mengalami kesulitan dalam menerima informasi dalam ragam
bahasa lisan dengan baik dan benar. Hal ini juga dialami oleh sebagian besar
siswa SMK Cinta Bumi Khatulistiwa Pontianak, khususnya siswa X Usaha Jasa
Pariwisata yang menjadi objek penelitian ini.
Kegiatan belajar mengajar menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengatar, terutama mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Setidaknya, hal ini dapat dijadikan contoh oleh para siswa dalam kegiatan menyimak
kuhusunya pada saat melakukan persentasi
di depan kelas. Kesulitan yang dialami siswa antara lain dalam hal:
1. Menjawap pertanyaan guru
2. Membuat pertanyaan maupun pendapat
dalam mengelolah informasi yamg di sampaikan oleh guru
3. Meceritakan kembali isi suatu
informasi
Kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa tidak lepas dari kurangnya motifasi siswa untuk
belajar sehingga siswa menjadi malas. Selama ini , metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru sudah sangat baik, tetapi belum mendapat perhatian penuh
dari siswa. Selain itu, metode yang
digunakan guru cenderung monoton sehingga siswa merasa bosan atau jenuh karena
belum menemukan cara atau pemodelan (
modeling) dari pembelajaran yang berlangsung.
Kejenuhan
ini tampak dari kurangnya keseriusa siswa dalam tugas yang di berikan. Guru
seharusnya berani berinovasi untuk meningkatkan motivasi siswa karena
pembelajaran invosi lebih menyediakan proses yang mengarah pada penemuan
hakikat siswa sesuai fitrahnya sebagai manusia berpotensi. Oleh karena itu, apa pun fasilitas yang dikreasikan untuk
mefasilitasi siswa dan siapa pun
fasilitator yang akan menemani siswa belajar,seyogianya berorientasi
pada tujuan belajar siswa. Tujuan belajar yang orasional mucul dari dorongan
hati (Suyanto, 2009.8). Dengan demikian,
siswa menyadari pentingnya suatu pelajaran dan merasa senang dengan
pembelajaran yang dihadapi.
Satu di
antara model pembelajaran inovasi adalah model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learing/CTL) .
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual memiliki
karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran yang mengunakan model lain.
Dalam pembelajaran kontestual ada kerja sama antar siswa dengan guru yang berperan
sebagai fasilitator dan motifator. Karakteristik yang kedua, yaitu saling
menujang dalam kegiatan pembelajaran, menyenangkan dan tidak membosankan
sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar. Kelas kontektual juga merupakan
kelas yang teritergrasi, materi pembelajaran menggunakan berbagai sumber, bukan
satu sumber saja
Karakterristik
pembelajaran kontektual di atas sangat sesuai dengan empat kerterampilan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Satu di atara empat keterampilan tersebut adalah
keterampilan menyimak. Sifat yang dimaksud adalah bahwa pendekatan
kontekstual mengaitkan isi poko bahasa
dengan dunia nyata dan motifasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapanya dalam kehidupan mereka sendiri. Penerapan pendekatan kontekstual
ini dianggap tepat untuk pembelajaran menyimak karena sesuai dengan
karakteristiknya.
Berdasarkan
masalah di atas, penelitih memilih untuk melakukan penelitian pada keterampilan
menyimak sebagai alternative mengatasi masalah yang ada dan teknik yang digunakan
adalah persentasi. Metode yang di gunakan adalah pendekatan kontekstual dengan
focus penelitian pada pemodelan dan yang menjadi model utama adalah guru itu
sendiri. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motifasi peserta didik
untuk mengasah potensi yang mereka miliki sehingga kemapuan menyimak dan hasil
belajar mereka meningkat.
C. PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
masalah di atas, masalah umum penelitian ini adalah Bagaimana peningkatan
keterampilan menyimak dengan teknik persentasi mengunakan pendekatan kontestual
focus pemodelan pada Siswa kelas x Usaha Jasa Pariwisata semester 1 SMK Cinta
Bumi Khatulistiwa Pontianak Tahun ajaran 2011/2012
Masalah tersebut dapat dibatasi dalam sub-sub
masalah berikut:
1. Mengerti akan definisi menyimak
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
melalui media persentasi
D. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
pokok penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menyimak pada siswa dengan teknik persentasi pada
siswa kelas x Usaha Jasa Priwisata SMK Cinta Bumi Khatulistiwa Pontianak tahun Pembelajaran 2011/2012, dan secara
umum, penelitian ini memberikan sumbangan terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia terutama pada aspek keterampilan menyimak antara lain:
1. Penelitian ini memberikan manfaat
secara teoritis dan praktis
2 Pelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
mengembangkan teori pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan
dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dengan menggunakan media
persentasi hasil belajar siswa, khususnya keterampilan menyimak dapat ditingkatkan
3. Bagi Guru
a. Memperkaya
khasanah dan teknik dalam pembelajaran menyimak
b.
Dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan
4. Manfaat Bagi Siswa
a. Dapat
membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran menyimak, kh
b.
Memotivasi siswa untuk belajar
c.
Melatih dan membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan secfara intensif dan efektif.
5. Untuk peneliti selanjutnya,
sebagai perbandingan dan referensi penelitian yang berhubungan dengan upaya
peningkatan kemapuan menyimak.
E. KAJIAN TEORI
Berbagai penelitian telah dilakukan dalam bidang menyimak
dan hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak
setelah di terapkan pembelajaran dengan berbagai metode dan teknik. Namun
penelitian terhadap keterampilan menyimak masih menarik untuk dilakukan.
Penelitian ini mengambil objek pembelajaran menyimak,
khususnya menyimak dengan media
persentasi. Hal tersebut menjadi salah satu unsure yang membedakan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya. Pemeblajaran menyimak dongeng merupakan salah
satu pembelajaran keterampilan berbahasa di bidang sastra. Siswa diharapkan
memiliki kompetensi dalam bidang menyimak, khususnya kompetensi menyimak . Penelitian
ini menjadi salah satu indicator keterpaduan dan keseimbangan pembelajaran
berbahasa.
Teori yang dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan
menyimak dengan media persentasi. Paparan mengenai teoti-teori tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Hakikat
menyimak
Hakikat menyimak berhubungan dengan
mendengar den mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1-2) menyatakan bahwa
mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indra
pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya
rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan dengan mendengarkan adalah kegiatan
mendengarkan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang
didengarkan. Sementara menyimak pengertianya sama dengan mendengarkan tetapi
dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan
lagi.
Dari
pengertian menyimak yang dikemukakan Subyantoro dan Hartono (2003) terlihat
bahwa kegiatan mendengar dan mendengarkan tercakup dalam kegiatan menyimak.
Selain itu, menyimak tingkatnya lebih tinggi dari pada mendengar dan
mendengarkan.
Pengertian
menyimak menurut Akhatrah (dalam sutarti, dkk , 1998:19) ialah suatu proses
yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamya.
Keterampilan menyimak dapat dialihkan pila sebagai koordinasi komponen-komponen
keterampilan, baik keterampilan mempersepsi, menganalisis maupun mensintese.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh
perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh
pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespon yang terkandung dalam
lambing lisan yang disimak.
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyimak dengan cara
persentasi
Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan,
Subyantoro dan Hartono (2003:1-2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa
tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indra pendengaran yang terjadi pada
waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan
mendengarkan dengan mendengarkan adalah kegiatan mendengarkan yang dilakukan
dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengarkan. Sementara
menyimak pengertianya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas
perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.
Dari pengertian menyimak yang dikemukakan Subyantoro dan
Hartono (2003) terlihat bahwa kegiatan mendengar dan mendengarkan tercakup
dalam kegiatan menyimak. Selain itu, menyimak tingkatnya lebih tinggi dari pada
mendengar dan mendengarkan.
Pengertian menyimak menurut Akhatrah (dalam sutarti, dkk ,
1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamya. Keterampilan menyimak dapat dialihkan bila sebagai koordinasi
komponen-komponen keterampilan, baik keterampilan mempersepsi, menganalisis
maupun mensintese.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang
dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan
interpretasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan
merespon yang terkandung dalam lambang lisan yang disimak.
Menyimak selalu digunakan dalam kehidupan manusia, karena
manusia selalu dituntut menyimak, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Dalam pengaruh di masyarakat, kegiatan menyimak lebih banyak
dilakukan dari pada kegiatan berbahasa lain. Hal ini dibuktikan oleh Rivers (dalam
Sutarri dkk, 1997:8). Kebanyakan orang dewasa menggunakan 45% waktunya
menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis.
Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa keterampialn menyimak sangat berperan
dalam kehidupan manusia di lingkungan masyarakat. Peran penting penguasaan
keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan
sebagaian waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaiakn guru. Keberhasilan
siswa dalam memahami serta menguasai pelajaran diawali oleh keterampilan
menyimak yang baik. Berdasarkan hal-hal tersebut, kterampilan menyimak
perlu dikuasai secara baik.
Berdasarkan teori, pembelajaran menyimak dilaksanakan secara
terpadu dan mendapat perhatian sama dengan keterampilan berbahasa yang lain.
Namun, dalam pembelajaran di sekoalah, hal tersebut belum dapat terlaksana
dengan baik. Pembelajaran menyimak masih kurang mendapat perhatian dan sering
kali diremehklan oleh siswa maupun guru. Mereka berangapan bahwa semua orang
yang normal pasti dapat menyimak untuk memperoleh penalaran terhadap wacana
lisan tidak terbentuk secara otomatis. Pandangan seperti ini seharusnya di
hilangkan, keterampilan menyimak untuk memperoleh penalaran terhadap wacana
lisan tidak akan terbentuk secara otomatis atau hanya dengan perintah supaya
mendengarkan saja (Subyartato dan Hartono 2003:1).
Ini merupakan tantang bagi guru sebagai fasilitator untuk
bagaimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan teknik persentasi ini bisa
berhasil, untuk meningkatkan daya menyimak para siswa. Teknik persentasi ini
digunakan sebagai ajang keberanian mereka untuk berbicara dengan bahan yang
telah disediakan guru, dengan beraninya siswa betanya atau mengemukakan
pendapat tesebutlah, berarti para siswa telah meperoleh penalaran terhadap
wacana lisan yang telah disajiikan oleh tim penyaji.
Teknik persentasi ini
sangat efektif di gunakan , karena mau tidak mau peserta( siswa) menyimak apa yang tim penyaji
sampaikan, dan mereka diwajibkan untuk
mengeluarkan pendapat atau pertanyaan dari informasi yang disampaikan oleh tim penyaji,
deengan demikian para siswa termotifasi untuk menyimak informasi tersebut.
Dengan demikian, pemakaiana teknik persentasi di harapkan dapat meningkatkan keterampilan menyimak
para Siswa SMK Cinta Bumi Khatulistiwa khususnya kelas x Usaha Jasa
Pariwisata 2011/2012.
METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN:
Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada siswa SMK CINTA BUMI KAHATULISTIWA Kls x Usaha Jasa
Pariwisata Pontianak 2011/2012
Instrumen penelitian
1. Tes
instrumen tes berupa soal esai terbatas yang harus diisi
oleh siswa setelah mereka menyimak 2. Non Tes
Alat pengumpulan data nontes yang digunakan adalah sebagai
berikut
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengetahui perilaku-perilaku siswa melalui pengamatan, misalnya pengamatan
kondisi dan interaksi belajar mengajar. Interaksi kelompok, tanggapan siswa
tentang tugas yang diberikan guru, sikap positif dan negatif terhadap
keterampilan menyimak.
b. Jurnal
Jurnal adalah bentuk catatan yang digunakan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi baik dari siswa ataupun kejadian-kejadian yang menonjol
secara penelitian. Penelitian membuat jurnal sebagai umpan balik untuk
mengetahui tingkat keberhasilan teknik yang digunakan. Jurnal yang digunakan
dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal untuk siswa dan jurnal untuk guru.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang
cukup penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan dalam hal ini proses
pembelajaran. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa
dokumentasi foto. Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh rekaman aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang
diwujudkan dalam bentuk gambar.
Daftar pustaka
Barrett, Harold
1968 Practical Methods in Speec, New York: Holt, Rinehart and Wiston.
http://usdianablog.blogspot.com/2009/06/proposal-penelitian-keterampilan.html
No comments:
Post a Comment